DonZu Juventini

Rabu, 09 April 2014

Sisi lain Del Piero


Kali ini admin  akan mengangkat cerita tentang
'our captain', Alessandro Del Piero. Bukan tentang
kehebatannya sebagai pemain sepakbola yang tentu saja
para juventini semua sudah pada tahu tapi kali ini kita
akan membahas sisi lain dari sang legenda ini yang oleh
majalah Sport Week di beri gelar 'The Great' dan saya rasa
hanya sedikit orang yang tahu ini. Seperti apa? Sebagai
apresiasi dan rasa bangga terhadap 'the great' Del Piero,
inilah dia kisahnya....














Semangat papa Gino...
setia, pekerja keras, dan selalu ada untuk keluarga. Itulah
arti seorang Gino Del Piero bagi Alessandro. Sikap itulah
yang menjadi pelecut Del Piero untuk tak kenal
menyerah.Semenjak belum berjalan, Del Piero sudah
bermain bola. Kini, melihat foto-foto itu, Del Piero pun
sadar jika sepakbola sudah menjadi jalannya sejak dulu.
Sempat bermain bowling hingga menjadi juara, Del Piero
merasa kurang tertantang. Sepakbola pun di liriknya,
mengikuti stefano, sang kakak yang memang gila olahraga
ini.Sang ayah mendidik kedua anak lelakinya dalam
atmosfer kompetitif. Di rumah, Del Piero kecil lebih banyak
bermain bola di halaman belakang rumah bersama ketiga
sahabatnya, Nelso, Pierpaolo, dan Giovanni-Paolo.
Di halaman belakang inilah, empat sekawan bermimpi
menjadi bintang sepak bola. Dan, hanya Del Piero yang
berhasil mewujudkan mimpinya.Stefano sendiri menjadi
yang pertama menggeluti sepakbola profesional dan
sempat bergabung dengan Sampdoria. Sayang, kariernya
berakhir cepat karena bekapan cedera. Soal cedera
memang menjadi sorotan sang bunda, Bruna, yang kurang
setuju kedua anaknya menekuni sepak bola. Untuk Del
Piero, sang ibu baru memperbolehkan anaknya bermain
jika menjadi kiper. Menurutnya, risiko cedera kiper sangat
kecil.
"apakah ibu tak melihat dia sangat bagus sebagai
penyerang?" kata Stefano kepada ibunya. Dan, sang ibu
pun mengalah saat Del Piero bergabung dengan klub lokal
AC San Vendemiano dan berlanjut ke Padova sebelum di
rekrut Juventus. Sadar sepak bola kurang mendapat
dukungan dari orang tuanya, Del Piero pun berusaha keras
di bidang akademik dan menyelesaikan studi
akuntansinnya.

Hilangnya sang panutan
lingkungan keluarga erat membuat del piero tumbuh sehat
secara fisik dan mental. Sikap pantang menyerah dari sang
ayah menular ke dalam dirinya. Sebagai gambaran, Del
Piero kecil ingin sekali ke luar negeri. Sadar keluarganya
tak mampu, Del Piero kecil pun bercita-cita menjadi
pengendara lori. Karena menurutnya, sebagai pengendara
lori dia bisa jalan-jalan secara gratis.Pada pertengahan
februari 2001, Gino wafat. Del Piero sangat terpukul atas
kepergian sang ayah yang sudah menjadi guru dalam
hidupnya. Kesedihan Del Piero sangat terlihat saat dirinya
merayakan gol yang di cetaknya ke gawang Bari beberapa
hari kemudian. Del Piero menangis di atas lapangan.(saya
tidak tahu kenapa saat di bagian ini mata saya berkaca-
kaca_ ah, mungkin kemasukan debu_ tapi kenapa saya jadi
ikut merenung? Seperti sedang mencoba meresapi apa
yang Del Piero rasakan saat ini. Kehilangan seseorang
yang di cintai selalu berat)
"setelah gol itu, saya seperti ingin lari dari kenyataan.
Lalu, saya menyadari, apa yang telah menimpa ayah
ternyata menyederhanakan pemikiran tentang sepak bola.
Membersihkan pikiran dari keraguan yang mengganggu
dan mempengaruhi saya. Saya berhenti mengkhawatirkan
penilain orang lain. Penderitaan ayah mengajarkan saya
bahwa ada banyak masalah lain yang lebih berat. Dulu,
sepak bola merupakan hidup saya. Tapi, hidup tidak hanya
sepakbola. Karena itulah, prestasi saya justru kian
berkembang." ujar Del Piero saat itu Del Piero bisa di
katakan berada di titik nadir. Cedera ligamen terus
menghantuinya dan banyak opini miring tentang
penampilan yang mulai menurun. Namun, sekali lagi, ayah
menjadi guru Del Piero. Bahkan, kematiannya pun menjadi
sumber motivasi bagi Del Piero hingga bisa jadi legenda
Juventus seperti sekarang ini.

Ada yang tahu bagaimana kisah cinta bertemunya Del
Piero dan sonia amoruso? Ini sedikit kisahnya...
DEL PIERO-SONIA dan jurus Dansa Ballroom
menjadi ayah merupakan idaman setiap pria yang
berkeluarga. Pada 22 oktober 2007, pukul 00.20 waktu italia
di rumah sakit Sant' Anna, seorang bayi laki-laki lahir ke
muka bumi. Bayi yang di berni nama tobias pun
melengkapi kehidupan Alessandro Del Piero-Sonia
Amoruso. Pasangan ini sendiri menikah pada tahun 2005.
Untuk urusan berkasih-kasiham, Del Piero tergolong
tertutup. Sejak kali pertama bertemu pada 1999, saat Sonia
menjadi pramuniaga di sebuah toko, Del Piero berusaha
sekuat tenaga menutupi hubungannya dari sorotan publik.
Dari sobatnya, Angelo di Livio di ketahui untuk mendekati
Sonia, Del Piero harus mengikuti kursus dansa Ballroom.
Cara yang terbukti ampuh karena Sonia akhirnya berhasil di
taklukan.
Media baru bisa mencium kisah cinta mereka dua tahun
kemudian, tepatnya saat datang berduaan di acara Oscar
del calcio 2001. Berbeda dengan pemain lain yang banyak
berhubungan dengan model atau kalangan selebritas,
Sonia memang seorang wanita biasa. Berawal dari
pramuniaga, pada 2002 sonia beranjak memiliki butik
sendiri yang di beri nama Satu. Pada juni 2005, Del Piero
dan Sonia mengikat janji setia dalam sebuah pernikahan
sederhana yang hanya di hadiri 12 orang

Did you know?
** Kakak Del Piero, Stefano menjadi agen sekaligus
manajer yang mengurusi keuangan Del Piero
** ketika duduk di bangku SD, Del Piero membuat tulisan
dan menyebut ayahnya sebagai teddy bear.
** Sang ayah membangun lapangan kecil di halaman
belakang lengkap dengan lampu. Del Piero boleh bermain
sepanjang sudah mengerjakan pekerjaan rumah. "terima
kasih papa atas lampunya. Saya jadi bisa berlatih di setiap
malam."
** Di sekolah, Del Piero termasuk murid pandai. "meski
sudah menetapkan sepak bola sebagai kariernya, Del Piero
tak pernah menelantarkan pendidikannya. Dia murid yang
sopan dan baik kepada siapa saja," ujar salah seorang
gurunya.
--***--
"karena Juve dan Tifosinya lebih bernilai ketimbang uang.
Jika hanya memikirkan uang, saya sudah meninggalkannya
sejak saat itu(calciopoli)." Alessandro Del Piero